Kantor Bahasa Provinsi NTB Berikan Materi Pembelajaran Literasi ke SMPN 6 Mataram

Senin, 21 November 2023--Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat dipercaya untuk mengisi materi dalam Workshop Pembelajaran Berdiferensiasi dan Penguatan Literasi Tahun Ajaran 2023/2024. Ni Made Yudiastini selaku anggota Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP) Literasi hadir mewakili Kepala Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai narasumber. Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh pengajar di SMPN 6 Mataram.

Tujuan lokakarya yang diselenggarakan sejak tanggal 18--21 November 2023 ini adalah untuk memancarkan hasil rapor pendidikan sekolah sekaligus memberi pembekalan kepada pengajar di SMPN 6 Mataram. Sesuai amanat Kurikulum Merdeka yang mengupayakan keleluasaan siswa dalam meningkatkan potensi diri sesuai dengan minat, bakat, dan kesiapan belajarnya, pembelajaran berdiferensiasi menjadi solusi yang dapat mengakomodasi kebutuhan tiap-tiap siswa. Untuk itu, Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat turut mengajak pengajar untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dalam peningkatan literasi.

“Peningkatan literasi dengan pembelajaran terdiferensiasi menitikberatkan pada pembelajaran _student centered learning_ atau pembelajaran berbasis pemelajar. Orientasi pembelajaran adalah peningkatan literasi bagi siswa dengan kebutuhan yang berbeda-beda,” ungkap Yudiastini mengawali pemaparan siang hari ini. Ia melanjutkan materi dengan menjabarkan ciri-ciri, dampak, dan jenis-jenis diferensiasi yang dapat diterapkan dalam pembelajaran literasi. Lebih lanjut Yudiastini menyampaikan pentingnya bahan bacaan literasi untuk menunjang pembelajaran berdiferensiasi dalam meningkatkan literasi siswa.

Menggunakan seluruh materi yang disampaikan, moderator membuka sesi diskusi dengan mempersilakan peserta bertanya. Beberapa pertanyaan terkait kesulitan dalam menghadapi pembelajaran berdasarkan perbedaan kemampuan, gaya belajar, dan kebutuhan siswa dalam sesi diskusi ini. Di akhir lokakarya, guru Bimbingan Konseling merasakan kesadaran bahwa setiap siswa berbeda dan memiliki inklusifitas, seminimal apa pun itu. Untuk itu diperlukan rasa toleransi yang besar dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi.